6 Komponen Bahan Ajar yang Wajib Dipahami oleh Guru

Bertema.com – 6 Komponen Bahan Ajar yang Wajib Dipahami oleh Guru.

Komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap proses pembelajaran adalah bahan/buku ajar.

Sehingga banyak guru yang mengajar dengan mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dalam buku ajar.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan kebudayaan telah menyiapkan bahan ajar dalam implementasi Kurikulum Merdeka.

Oleh karena itu guru wajib menggunakan buku-buku tersebut dalam proses pembelajaran.

Buku/ bahan ajar tersebut telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan meliputi kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafika.

Namun demikian di dalam bahan-bahan ajar tidak selalu secara memadai dalam mengintegrasikan penumbuhan budi pekerti.

Oleh karena itu, guru hendaknya mernacang silabus dan RPP yang berwawasan penumbuhan budi pekerti,

sehingga bagian-bagian tertentu bahan ajar perlu diadaptasi.

Pada umumnya bahan ajar berbasis aktivitas/kegiatan (task). Sebuah aktivitas/kegiatan belajar, baik secara eksplisit atau implisit terbentuk atas enam komponen.

Oleh karena itu dalam melakukan adaptasi bahan ajar dalam penumbuhan budi pekerti harus memperhatikan komponen-komponen tersebut.

Secara umum aktivitas pembelajaran yang berpotensi dapat menumbuhkan budi pekerti peserta didik memenuhi kriteria berikut.

1) Tujuan

Kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan budi pekerti apabila tujuan pembelajaran tidak hanya berorientasi pada pengetahuan dan keterampilan, namun juga aspek sikap.

Oleh karena itu guru perlu menambah orientasi indikator pencapaian tujuan kegiatan belajar dengan pencapaian nilai budi pekerti tertentu.

Misalnya nilai kejujuran, rasa percaya diri, kerja keras, saling menghargai, dan nilai lainnya.

2) Input

Input merupakan bahan atau rujukan yagn dijadikan pangkal tolak pelaksanaan aktivitas belajar oleh peserta didik.

Dalam hal ini, input dapat berupa teks lisan maupun tertulis, grafik, diagram, gambar, model, charta, benda sesungguhnya, video/film.

Perlu disadari bahwa input yang dapat memperkenalkan nilai-nilai tidak hanya menyajikan pengetahuan saja.

Tetapi juga menguraikan nilai-nilai budi pekerti yang terkait dengan pengetahuan tersebut.

Baca Juga:

6 Komponen Bahan Ajar yang Wajib Dipahami oleh Guru

3) Aktivitas

Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik bersama dan/atau tanpa guru dengan input belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Kegiatan belajar yang dapat membantu peserta didik menumbuhkan budi pekerti adalah aktivitas yang mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learne-centered.

Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat tersebut antara lain diskusi, eksperimen, observasi, debat, presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek.

4) Pengaturan (Setting)

Pengaturan (setting) pembelajaran terkait dengan kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu, berpasangan, atau kelompok.

Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yang mendidik.

Setting waktu penyelesaian tugas yang pendek akan menjadikan peserta didik terbiasa kerja dengan cepat sehingga menghargai waktu dengan baik.

Sementara itu melalui kegiatan kerja kelompok dapat menjadikan siswa memperoleh kemampuan bekerjasama, saling menghargai, dan solidaritas lainnya.

5) Peran guru

Pada buku ajar biasanya peran guru tidak dinyatakan secara eksplisit dalam kegiatan pemblajaran. Namun pernyataan eksplisit peran guru tercantum dalam buku petunjuk guru.

Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran guru pada kebanyakan kegiatan pembelajaran.

Hal ini dilakukan apabila buku petunjuk guru tidak dimiliki.

Peran guru yang memfasilitasi tumbuhnya budi pekerti antara lain guru sebagai fasilitator, motivator, partisipan, dan pemberi umpan balik.

Guru yang dengan efektif dan efisien menumbuhkan budi pekerti adalah guru yang berpegang pada ajaran oleh Ki Hajar Dewantara.

Yaitu mereka yang ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani.

Artinya di depan guru berperan sebagai teladan, di tengah-tengah peserta didik guru membangun prakarsa dan bekerja sama dengan mereka.

Sedangkan di belakang, guru memberi daya semangat dan dorongan kepadai peserta didik.

6) Peran peserta didik

Sama halnya dengan peran guru pada buku ajar, peran siswa juga tidak dinyatakan secara eksplisit dalam kegiatan pembelajaran.

Peran siswa secara eksplisit ditulis pada buku petunjuk guru, maka guru perlu melakukan inferensi terhadap peran siswa pada setiap pembelajaran.

Oleh karena itu agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter, maka harus diberi diaktifkan dalam pembelajaran.

Peran aktif tersebut dapat dikembangkan sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek.

Demikianlah ulasan terkait 6 Komponen Bahan Ajar yang Wajib Dipahami oleh Guru, semoga bermanfaat.

Sumber: Panduan Pembelajaran untuk SMP, Dirjen Dikdasmen Kemdikbud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *