Bertema.com – Model Latihan Assertif (Assertive Training) dalam Pembelajaran K 13.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa
belajar merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Agar siswa menjadi pebelajar seperti yang diharapkan, maka proses pembelajaran dilakukan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologisnya melalui model-model pembelajaran.
Pengembangan model pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam merancang pembelajaran sebagai bentuk pertanggung-jawaban guru kepada siswa, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk merealisasikannya guru perlu memahami prinsip-prinsip pedagogik salah satunya memahami model-model pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Guru dapat melaksanakan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran tertentu atau dengan mengikuti langkah-langkah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa di masing-masing sekolah.
Pembelajaran yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang memperkaya pengalaman belajar siswa dengan menggunakan pendekatan berbasis keilmuan/saintifik.
Guru dapat menerapkan berbagai model pembelajaran dengan pendekatan berbasis keilmuan dalam rangka mengembangkan tiga ranah kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh.
Menurut Arends (1997) tidak ada satupun model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya.
Masing-masing model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Oleh karena itu, dalam menggunakan model pembelajaran guru perlu menyesuaikan dengan berbagai pertimbangan antara lain karakteristik mata pelajaran,
KD atau materi pembelajaran, karakteristik dan modalitas belajar siswa yang akan belajar dengan model tersebut, serta sarana pendukung belajar lainnya.
Model Latihan Assertif (Assertive Training) dalam Pembelajaran K 13
Model pembelajaran tertentu tidak menutup kemungkinan akan menjadi sempurna dan sesuai dengan tujuan belajar manakala dilengkapi dengan model pembelajaran lain.
Praktek ini mendorong tumbuhnya inovasi pembelajaran yang berdampak kepada situasi pembelajaran aktif (active learning).
Permasalahan terkait dengan model pembelajaran sering muncul di kalangan guru.
Guru belum tentu semuanya memahami model-model pembelajaran. Mengenal belum tentu mehamahi.
Oleh karena itu, ada kalanya guru mengenal model pembelajaran tertentu kemudian menuangkannya ke dalam rencana pembelajaran, namun ketika diimplementasikan ternyata tidak bisa.
Akhirnya, apa yang telah direncanakan hanya sebatas tulisan saja. Hal ini menunjukkan bahwa guru mengenal namun tidak memahami model pembelajaran yang dipilihnya.
Fakta ini mengindikasikan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam memahami dan mengimplementasikan model-model pembelajaran
ke dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, KD atau materi pelajaran, karakteristik dan modalitas belajar siswa, serta sarana pendukung belajar lainnya.
Oleh karena itu, maka Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu menerbitkan naskah Model-model Pembelajaran agar dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu:
(1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran,
(2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran,
(3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa,
(4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan
(5) instructional dan nurturant effects yang merupakan hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant effects).
Pengertian model pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran
adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya.
Sedangkan pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang yang digunakan seorang guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Cara pandang tersebut perlu direalisasikan dalam pembelajaran dengan menggunakan model atau metode pembelajaran tertentu.
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan
bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan pada permendikbud nomor 22 Tahun 2016 pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan dua Permendikbud tersebut, maka pembelajaran dapat diartikan sebagai proses terjadinya interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Lingkungan belajar yang diharapkan adalah berbasis aktivitas berdasarkan karakteristik:
(1) interaktif dan inspiratif;
(2) menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;
(3) kontekstual dan kolaboratif;
(4) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan
(5) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Model Latihan Assertif (Assertive Training) dalam Pembelajaran K 13
Guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat menggunakan berbagai pendekatan, antara lain berbasis keilmuan/saintifik.
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui
kegiatan yang memberikan pengalaman belajar yang bervariasi, mengembangkan sikap ilmiah, mendorong ekosistem sekolah berbasis aktivitas ilmiah, menantang, dan memotivasi dengan beberapa kegiatan berikut.
1. Mencermati objek pengamatan untuk mendapatkan gambaran/ide besar dari objek pengamatan, komponen, dan keterkaitan antarkomponen objek yang diamati untuk menumbuhkan sikap ketelitian dan kecermatan;
2. Penumbuhan rasa ingin tahu dengan mempertanyakan sesuatu dari objek yang diamati. Kemudian ditindaklanjuti dengan menyusun pertanyaan yang tepat;
3. Melengkapi informasi yang diperlukan untuk menjawab keinginantahuan dan/atau melakukan tugas yang diberikan melalui berbagai cara;
4. Mengonstruk pengetahuan berdasarkan informasi diperoleh; dan
5. Menyaji pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui berbagai cara.
Namun demikian Pendekatan berbasis keilmuan bukan satu-satunya pendekatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dan
bukan pula urutan langkah-langkah pembelajaran yang dimaknai sebagai prosedur, akan tetapi merupakan pengalaman belajar sebagai dampak dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Berikut adalah kegiatan pembelajaran pada pendekatan berbasis keilmuan yang berdampak kepada pengalaman belajar sebagai bentuk hasil belajar.
Kegiatan pada Pendekatan Berbasis Keilmuan dan Bentuk Hasil Belajar
No | Kegiatan yang dilakukan | Deskripsi kegiatan dan bentuk hasil belajar |
1 | Mengamati
(Observing) |
|
2 | Menanya
(Questioning) |
|
3 | Mengumpulkan
informasi/mencoba (Experimenting) |
|
4 | Mengasosiasi
(Associating) |
|
5 | Mengomunikasikan
(Communicating) |
|
Model Latihan Assertif (Assertive Training) dalam Pembelajaran K 13
Latihan assertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan pada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain.
Model pembelajaran latihan assertif ini diberikan pada individu yang mengalami kecemasan, tidak mampu mempertahankan hak-haknya, terlalu lemah,
membiarkan orang lain melecehkan dirinya, tidak mampu mengekspresikan amarahnya dengan benar dan cepat tersinggung.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Latihan assertif, sebagai berikut.
1) Rasional strategi,
yaitu guru sebagai konselor memberikan rasional/ menjelaskan maksud penggunaan strategi, dan menyampailan overview tahapan-tahapan implementasi strategi.
2) Identifikasi keadaan yang menimbulkan persoalan,
yaitu guru meminta klien dalam hal ini adalah siswa, untuk menceritakan secara terbuka permasalahan yang dihadapi dan sesuatu yang dilakukan atau dipikirkan pada saat permasalahan timbul.
3) Membedakan perilaku asertif dan tidak asertif serta mengeksplorasi target,
yaitu guru (konselor) dan siswa (klien) membedakan perilaku asertif dan perilaku tidak asertif serta menentukan perubahan perilaku yang diharapkan.
4) Bermain peran, pemberian umpan balik serta pemberian model perilaku yang lebih baik.
Siswa sebagai klien bermain peran sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Guru sebagai konselor memberi umpan balik secara verbal, pemberian model perilaku yang lebih baik, pemberian penguat positif dan penghargaan.
5) Melaksanakan latihan dan praktik
Siswa mendemonstrasikan perilaku yang asertif sesuai dengan target perilaku yang diharapkan.
6) Tugas rumah dan tindak lanjut
Guru memberi tugas rumah dan meminta siswa mempraktekkan perilaku yang diharapkan dan memeriksa perilaku target apakah sudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari atau belum.
7) Mengulang latihan
Guru memberi tugas rumah dan meminta peserta didik mempraktekkan perilaku yang diharapkan dan memeriksa perilaku target apakah sudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari atau belum.
8) Termisi yaitu guru sebagai konselor menghentikan program bantuan.
Baca Juga:
1. Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif
2. Naskah Model-Model Pembelajaran
3. Langkah-Langkah Penyusunan Soal HOTS
4. Modul Geografi SMA Penyusunan Soal HOTS Terbaru
Demikian ulasan terkait Model Latihan Assertif (Assertive Training) dalam Pembelajaran K 13, semoga bermanfaat.
Referensi: Model-Model Pembelajaran, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas