Model Thinking Empowerment by Questioning/TEQ

Bertema.com – Model Thinking Empowerment by Questioning/TEQ Ragam Pembelajaran Aktif.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya guru untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan.

Proses pembelajaran harus dirancang secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,

serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembagan fisik serta psikologis siswa.

Dalam merancang proses pembelajaran, guru harus memperhatikan perbedaan individu siswa karena setiap siswa merupakan individu yang, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan siswa lain.

Oleh karena itu, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk mencari tahu, belajar berbasis aneka sumber belajar, pembelajaran terpadu,

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi, pembelajaran keterampilan aplikatif, pembelajaran yang memperhatikan keseimbangan keterampilan fisikal dan mental, dan pembelajaran yang memberikan nilai-nilai keteladanan.

Sesuai dengan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran seperti dimaksud pada Standar Kompetensi Lulusan/SKL (Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016) dan kegiatan pembelajaran yang diturunkan dari Standar Isi (Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016),

maka guru harus merancang proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa yang membekali kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara holistik.

Siswa perlu didorong untuk melakukan proses pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/ inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya kontekstual berbasis masalah (problem base learning).

Konsep Pembelajaran Aktif

Kurikulum 2013 mengutamakan pembelajaran yang mendorong aktivitas fisik dan mental siswa secara optimal.

Praktek pembelajaran demikian mendukung tumbuhnya pembelajaran aktif (active learning).

Pembelajaran ini menggerakkan seluruh aktivitas fisik dan mental siswa sehingga siswa memiliki banyak pengalaman belajar melalui pemberdayaan potensi dirinya.

Proses pembelajaran ini merupakan strategi untuk menumbuhkan metakognitif siswa.

Siswa didorong untuk melakukan proses pembelajaran berbasis pemberdayaan potensi diri sehingga muncul strategi otomatis pada diri siswa.

Pembelajaran ini melatih siswa nampu berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif sebagaimana dibutuhkan dalam kehidupan abad 21.

Permasalahan terkait dengan pembelajaran sering muncul di kalangan guru.

Guru belum tentu semuanya memahami bahwa sebenarnya tujuan utama pembelajaran adalah mengaktifkan potensi siswa agar dapat mencari tahu dan menerapkan apa yang telah diketahuinya menjadi sebuah keterampilan dalam rangka membangun sikap mereka.

Fakta menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam memahami dan mengimplementasikan pembelajaran yang mampu mengaktifkan potensi siswa secara optimal (pembelajaran berbasis pemberdayaan potensi).

Pembelajaran aktif menurut Bonwell (1991) merupakan pembelajaran yang melibarkan berpartisipasi siswa dalam proses pembelajara,

di mana siswa melakukan suatu kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan guru.

Selanjutnya, Weltman (2012) menyatakan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu proses belajar di mana siswa secara aktif atau berdasarkan pengalaman belajarnya terlibat aktif dalam proses belajar.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif membutuhkan lebih dari sekadar mendengarkan tetapi membutuhkan partisipasi aktif dari setiap siswa.

Barnes (1989) menekankan prinsip-prinsip pembelajaran aktif, sebagai berikut.

1. Purposive: relevan antara tugas dan tujuan pembelajaran.

2. Reflective: refleksi siswa tentang makna dari apa yang dipelajari.

3. Negotiated: tujuan dan metode pembelajaran disepakati antara siswa dan guru.

4. Critical: siswa menghargai cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. Complex: siswa membandingkan tugas dengan kompleksitas yang ada dalam kehidupannya.

6. Situation-driven: kebutuhan terhadap situasi dipertimbangkan dalam rangka membangun tugas-tugas belajar.

7. Engaged : tantangan nyata tercermin dalam kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar.

Pembelajaran aktif membutuhkan lingkungan belajar yang tepat melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat.

Penerapan strategi pembelajaran yang tepat akan menghasilkan perolehan hasil belajar yang tepat pula.

Ada beberapa pertimbangan dalam merancang proses pembelajaran aktif, antara lain pembelajaran yang dirancang sebagai berikut.

1. Sejalan dengan strategi filsafat konstruktivisme dan dari filsafat tradisional.

2. Memperkenalkan penelitian berbasis belajar melalui penyelidikan dan berisi konten ilmiah yang otentik.

3. Mendorong keterampilan kepemimpinan dan mendorong siswa dalam pengembangan diri.

4. Mendorong pembelajaran kolaboratif untuk membangun komunitas belajar.

5. Mampu menumbuhkan lingkungan yang dinamis melalui pembelajaran interdisipliner (antarmata pelajaran) dan menghasilkan kegiatan dengan pengalaman belajar yang lebih baik.

6. Mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya dengan pengalaman baru yang bermanfaat bagi siswa.

7. Mampu meningatkan kinerja pembelajaran siswa yang dipelajari di kelas maupun di luar kelas.

Karakteristik Pembelajaran Aktif Thinking Empowerment by Questioning/TEQ

Adapun Karakteristik pembelajaran pada Kurikulum 2013 sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tetang Standar Proses,

guru harus merancang proses pembelajaran sejalan dengan pembelajaran aktif dengan karakteristik berikut.

1. Pembelajaran berpusat pada siswa.

Siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri untuk menumbuhkan semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

2. Guru membimbing pengalaman belajar siswa.

Guru sebagai salah satu sumber belajar memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui usaha sendiri. dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.

3. Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis namun juga untuk pencapaian kompetensi secara utuh dan seimbang.

4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai kompetensi.

5. Penilaian proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.

6. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi namun mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif baik fisik maupun mental.

7. Suasana atau kondisi pembelajaran mendukung untuk mengembangkan keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan siswa.

8. Siswa tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran

melalui aktivitas : mengamati, bertanya, diskusi, debat, membaca, membuat ringkasan, kerja kelompok, mencari informasi, observasi, melakukan penelitian, bermain peran, studi kasus,

melakukan penyingkapan informasi yang belum mengemuka, menganalisis data, presentasi, membuat proyek untuk menghasilkan karya kontekstual, menyelesaikan permasalahan kontekstual dalam pembelajaran, dan sebagainya.

Pada kesempatan ini admin akan membagikan Ragam Pembelajaran AktifThinking Empowerment by Questioning/TEQyang perlu anda coba terapkan dalam poses pembelajaran.

Model Thinking Empowerment by Questioning/TEQ Ragam Pembelajaran Aktif

Pembelajaran berstrategi Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan/PBMP (Thinking Empowerment by Questioning/TEQ) dikembangkan oleh Corebima sejak Tahun 1985 pada pembelajaran IPA SD.

Pembelajaran yang menggunakan strategi PBMP, kegiatan berfikir didorong secara maksimal. Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus diyakini bahwa siswa akan terampil berpikir.

Pada pembelajaran ini tidak ada proses pembelajaran yang berlangsung secara informatif seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis.

dari yang bersifat umum ke yang khusus atau sebaliknya (asalkan konsisten) dalam alur pikir yang logis berurutan.

Struktur lembaran yang menganut pola PBMP dapat dikembangkan sendiri oleh tiap guru sendiri-sendiri, sepanjang tetap memperhatikan dan mempertahankan karakter utama dari pola PBMP.

Urut-urutan pengembangan lembaran pola PBMP meliputi tiga tahap, yaitu (1) telaah kurikulum; (2) pengembangan materi, pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran; dan (3) pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran.

Model Thinking Empowerment by Questioning/TEQ Ragam Pembelajaran Aktif

1. Telaah Kurikulum

Pada tahap ini, buku kurikulum bidang studi harus benar-benar dicermati, agar perencanaan lembar PBMP dan pelaksanaan pembelajaran dengan pola PBMP selalu mengacu kepada kurikulum, yaitu materi pokok, termasuk materi pembelajaran, tujuan, serta gambaran umum pembelajaran.

Materi pokok maupun materi pembelajaran memberi informasi tentang ruang lingkup materi yang sesuai.

Dalam hal ini, selalu diupayakan agar materi pembelajaran tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit yang melampaui kemampuan siswa.

Secara operasional, ruang lingkup materi juga dapat ditemukan pada buku sumber, akan tetapi tetap berpegang kepada ruang lingkup yang tersurat dan tersirat pada kurikulum dalam hal ini Kompetensi Dasar/KD.

Corebima (2001) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran dalam kurikulum harus benar-benar diperhatikan, karena tujuan yang terjabar tersebut akan menjiwai gambaran umum pelaksanaan pembelajaran.

2. Pengembangan Materi, Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran

Materi pembelajaran selalu berada dalam ruang lingkup materi pokok dan materi pembelajaran pada KD sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.

Pendekatan strategi dan metode pembelajaran (yang merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran) juga harus selalu mengacu kepada tujuan pembelajaran yang terdapat KD.

Materi pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan dari buku-buku sumber seperti buku siswa, buku pedoman guru, maupun buku lain, sepanjang berada dalam ruang lingkup yang benar.

Pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 yang dirancang untuk digunakan adalah pendekatan berbasis proses keilmuan/ilmiah/saintifik.

Pendekatan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa dewasa ini pendekatan itulah yang disarankan dalam Kurikulum 2013.

Strategi yang dirancang untuk digunakan adalah PBMP sedangkan metode disesuaikan dengan karaktreristik materi, tujuan, serta sumber yang tersedia.

3. Pengembangan Lembar PBMP bagi Siswa dalam Pembelajaran

”Lakukan” meliputi kegiatan, penulisan hasil pengamatan, dan renungkan.

Bagian yang paling penting dari struktur tersebut agar LKS itu memiliki pola PBMP adalah “Renungkan” dan “Pikirkan”.

Model Thinking Empowerment by Questioning/TEQ Ragam Pembelajaran Aktif

Struktur LKS seperti tersebut dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif.

Pada kegiatan pembelajaran yang tidak didukung kerja kelompok maupun kerja demonstratif, struktur LKS pola PBMP sebagai berikut.

Pada LKS yang dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif bagian LKS yang disebut sebagai “ Renungkan “ berisi kaitan antara data pengamatan dan aneka hal lain termasuk yang ada dalam masyarakat.

Substansi pada bagian “Renungkan” merupakan perluasan pikiran terhadap data amatan. “Pikirkan” berisi kesimpulan dari materi pokok atau materi pembelajaran.

Kesimpulan itu didirikan atas dasar data amatan maupun butir-butir pikiran pada bagian “Renungkan”.

Pada lembar siswa yang dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang tidak didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif, bagian yang disebut “Renungkan”

berisi kaitan antara materi pokok dan materi pembelajaran dengan aneka hal lain dalam masyarakat; termasuk di dalamnya merupakan perluasan konsep dan subkonsep.

Oleh karena tidak ada kerja kelompok atau kerja demonstratif, maka pada LKS terkait tidak ada bagian kesimpulan.

Pada seluruh bagian mulai dari awal hingga akhir lembar siswa (evaluasi), tidak ada penyampaian informasi berupa kalimat informatif; seluruhnya berupa kalimat tanya dan kalimat perintah.

Kalimat perintah antara lain digunakan pada bagian cara kerja ataupun bagian lain jika diperlukan.

Karakteristik Pertanyaan Model Thinking Empowerment by Questioning/TEQ

Beberapa karakteristik pertanyaan yang harus diperhatikan pada pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran sebagai berikut.

a. Gramatika Bahasa Indonesia harus selalu dipakai dan digunakan dengan benar.

b. Pertanyaan dapat diupayakan agar dimulai dari konsep besar ke yang kecil.

c. Jalinan antar pertanyaan ditata secara logis.

d. Pertanyaan tentang hal yang sama diulang dan dirumuskan dari sudut pandang berbeda-beda.

e. Satu materi pokok dan materi pembelajaran dikaji sebanyak-banyaknya.

f. Pertanyaan lain terkait dikembangkan dan diutamakan yang terkait dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan di bagian awal tidak perlu harus langsung dijawab. Dalam hal ini jika misalnya pertanyaan no 1 tidak dapat dijawab, maka dilanjutkan dengan upaya menjawab pertanyaan no.2; dan jika pertanyaan no.2 itu juga belum dapat dijawab, maka pertanyaan no.3 akan coba dijawab dan seterusnya.

Apabila pertanyaan no.5 berhasil dijawab, maka sebenarnya dalam waktu singkat pertanyaan no.4, 3, 2, dan 1 akan terjawab dengan sendirinya.

Hal ini akan terjadi dengan lancar, jika jalinan antar pertanyaan ditata dengan baik dan logis, disamping memperhatikan konsistensi pola pertanyaan misalnya yang dimulai dari konsep besar ke yang kecil, serta beberapa hal teknis yang telah dikemukakan.

Baca juga:

1. Sintaks Pembelajaran Discovery Learning

2. Sintaks Pembelajaran Problem Based Leaarning

3. Sintaks Pembelajaran Project Based Learning

4. Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif

Demikian ulasan ModelThinking Empowerment by Questioning/TEQ Ragam Pembelajaran Aktif, semoga bermanfaat.

Referensi: Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif, Direktorat Pembinaan SMA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *