Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini PAUD

Bertema.com – Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini PAUD.

Pada kesempatan ini admin Bertema akan berbagi informasi Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini PAUD.

Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini PAUD wajib diketahu oleh para orang tua maupun para guru khususnya guru Pendidikan Anak Usia Dini PAUD.

Anak usia dini belajar secara bertahap dengan cara berpikir yang khas, Anak belajar dengan berbagai cara melalui proses interaksi dengan lingkungannya.

Pada prinsipnya anak belajar melalui bermain, untuk itu perlu menyediakan kegiatan bermain yang sesuai dengan perkembangan anak sehingga anak bisa menjadi pembelajar aktif, dan memungkinkan anak menjadi semakin kreatif.

Kegiatan bermain yang didukung oleh lingkungan yang kondusif, sesungguhnya memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mengembangkan nilai-nilai karakter.

Pada saat bermain, anak belajar berbagi, peduli, kerjasama, bertanggung jawab, dan lain-lain.

Penanaman nilai-nilai karakter untuk anak usia dini akan terbangun pada saat anak melakukan praktek langsung dan melihat model/teladan dari orang lain.

Untuk itu sangat diperlukan lingkungan yang kondusif yang akan mendukung pembentukan karakter anak.

Pemanfaatan media dan sumber belajar yang mudah ditemukan di lingkungan, serta dukungan dari fasilitator (dalam hal ini guru), akan membuat anak dapat belajar secara optimal.

Dukungan yang dapat diberikan guru berupa:
a. memberi kesempatan untuk mencoba/mengeksplorasi dan menggunakan berbagai obyek/ bahan
dengan cara yang beragam.

b. memberi dukungan dengan pertanyaan (dan atau bimbingan) yang tepat.

c. menghargai setiap usaha dan hasil karya anak

d. tidak membandingkan anak dengan anak yang lain

Pendekatan pembelajaran yang menyenangkan merupakan proses pembelajaran yang dirancang agar anak secara aktif dapat

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan, baik terkait diri sendiri, lingkungan, atau kejadian di sekitar anak.

Penerapan pendekatan pembelajaran yang baik akan menumbuhkan kemampuan berpikir anak. Salah satu pendekatan pem belajaran tersebut adalah pendekatan saintifik.

Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini PAUD

Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini PAUD

Gaya Belajar Anak Usia Dini

1. Anak belajar secara bertahap Anak merupakan pembelajar alami.

Anak memulai belajarnya sejak lahir dan terus berkembang secara bertahap, sesuai pengalaman yang mereka miliki.

Mereka belajar dengan cara:

a. Bertahap, sesuai dengan tingkat kematangan perkembangan berpikirnya
b. Mulai segala sesuatu dari hal-hal yang bersifat konkrit ke abstrak
c. Menggunakan seluruh inderanya, yaitu dengan melihat, mendengar, menghidu, me rasa, dan meraba.

Oleh karena itu, anak dapat mengamati, menghidu ber ba gai aroma,mendengarkan berbagai macam bunyi,
merasakan. mencicipi, mendorong, menarik, bahkan menggerak-gerakkan benda dengan berbagai cara yang
disukainya, dll.

2. Cara berpikir anak bersifat khas Cara anak berpikir berakar dari pengalamannya sehari-hari.

Sumber pengalaman anak didapat dari:

a. Pengalaman sensori yaitu saat anak menggunakan inderanya (penglihatan, pendengaran, penghirup, perasa/pengecap, peraba).

b. Pengalaman berbahasa yang didapatkan anak saat mereka berkomunikasi dengan te man, orang tua, guru atau orang lain.
c. Pengalaman budaya yang di dapatkan anak melalui kebiasaan di rumah, nilai yang diterapkan dalam keluarga termasuk yang berlaku di lingkungannya.
d. Pengalaman sosial yang diperoleh dari teman sepermainan, perilaku orang dewasa, dan lain-lain.
e. Pengalaman yang bersumber dari buku, media massa, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, dan lain-lain.

Baca Juga: Metode Media dan Sumber Belajar dalam pelaksanaan pembelajaran coding di Satuan PAUD

3. Anak belajar dengan berbagai cara

Anak senang mengamati dan menggunakan mainannya dengan berbagai cara.

Misalnya mobil-mobilan dapat digerakkan maju mundur, dimainkan rodanya, dibongkar, dll. Namun, orang dewasa sering menginginkan anak bermain seperti yang dipikirkan mereka.

Sebaiknya, anak perlu diberi kesempatan untuk memainkan alat permainan dengan berbagai cara, sehingga menemukan pengetahuan atau pengalaman baru.

Orang dewasa berperan memperkuat atau memberikan makna terhadap pengetahuan atau pengalaman yang didapatkan oleh anak.

4. Anak belajar saat bersosialisasi

Anak memperoleh banyak pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi dengan lingkungannya.

Kemampuan berbahasa, kemampuan sosial-emosional, dan kemampuan lainnya berkembang pesat bila anak diberi kesempatan bersosialisasi dengan teman, benda/alat main, dan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Prinsip Pembelajaran PAUD

1. Belajar melalui Bermain

Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak.

Aktivitas Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan (Piaget, 1951).

Bermain juga merupakan suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fi sik maupun mental, intelektual, sosial, moral dan emosional.

Pada saat bermain, anak melatih otot besar dan kecil, keterampilan berbahasa, menambah pengetahuan, belajar mengatasi masalah, mengelola emosi, bersosialisasi, mengenal matematika, sains, dan banyak hal lainnya.

Bermain bagi anak juga sebagai kegiatan rekreasi, pelepasan energi dan emosi.

Pada saat bermain anak merasa nyaman dan gembira. Dalam keadaan tersebut semua saraf otak dalam keadaan rileks sehingga memudahkan dalam menyerap berbagai informasi dan pengetahuan serta dapat membangun pengalaman positif.

Kegiatan pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi senang belajar.

2. Berorientasi pada Perkembangan Anak

Guru harus mampu mengembangkan semua aspek perkem bangan sesuai dengan usia anak.

Perkembangan anak ter gantung pada kematangan anak. Kematangan anak di pengaruhi oleh status gizi, kesehatan, pengasuhan, pendidikan, dan faktor bawaan.

Perkembangan anak bersifat individual.

Pada anak dengan usia yang sama, dapat mengalami perkembangan yang berbeda, terutama dalam irama dan kecepatannya.

Oleh karena itu, guru perlu memahami tahapan perkembangan anak,

sehingga dapat memberikan kegiatan dan dukungan yang sesuai, walaupun kegiatannya dilakukan di dalam kelompok.

3. Berorientasi pada Kebutuhan Anak secara Menyeluruh

Guru harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak yang mempunyai kebutuhan khusus.

Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, diperlukan :
a. Kesehatan dan gizi yang memadai
b. Pengasuhan yang tepat
c. Pendidikan
d. Pemenuhan serta perlindungan terhadap hak-hak anak (hak atas kelangsungan hidup, partisipasi, tumbuh dan berkembang, perlindungan)

Program layanan PAUD harus memenuhi kebutuhan tersebut.

Penyelenggara PAUD harus bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, seperti layanan kesehatan, gizi, kesejahteraan sosial, hukum, dan orang tua.

Dengan kata lain layanan PAUD Holistik Integratif menjadi keharusan termasuk untuk anak
berkebutuhan khusus.

Layanan PAUD holistik integratif merupakan upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis dan terintegrasi.

Layanan tersebut mencakup layanan pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan, dengan melibatkan pihak terkait baik instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, tokoh masyarakat, dan orang tua.

4. Berpusat pada Anak

Anak diberi kesempatan untuk mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan serta mengalami sendiri.

Dengan demikian, anak adalah sebagai pusat pembelajaran, yang artinya:

a. Kegiatan pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan untuk mengem bangkan seluruh
potensi anak, baik fisik maupun psikis
b. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan usia dan tahap perkembangan
c. Pembelajaran PAUD berorientasi pada anak, bukan pemenuhan keinginan  lembaga/ guru/ orang tua.

5. Pembelajaran Aktif

Guru perlu menciptakan banyak kegiatan menarik yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi berpikir kritis dan kreatif pada anak.

Anak didorong untuk menjadi pembelajar aktif, yaitu melakukan aktivitas belajar atas dasar ide anak, bukan hanya mengikuti instruksi atau arahan guru.

Ketika menjadi pembelajar aktif, seluruh panca indera, anggota tubuh dan proses berpikir anak juga aktif.

Pembelajaran yang aktif akan lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan dan terlibat langsung dalam kegiatan yang telah direncanakan oleh guru.

Anak lebih banyak diberi kesempatan untuk mengamati, berdiskusi, mencoba, dan melakukan eksplorasi,

sehingga mendapatkan lebih banyak informasi bermakna untuk membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Pembelajaran aktif dapat terlaksana ketika anak lebih banyakdiberi kesempatan untuk berinteraksi dengan dunia dan benda-benda nyata.

6. Berorientasi pada Pengembangan Karakter

Pem berian rangsangan pendidikan dan pembe lajaran diarahkan untuk me ngembangkan
nilai-nilai karakter.

Pengembangan nilai-nilai karakter dilakukan secara terpadu baik melalui pembiasaan dan ke te ladanan yang bersifat spontan mau pun ter program.

Nilai-nilai karakter yang termuat dalam kompetensi dasar sikap meliputi:

a. Menerima ajaran agama yang dianutnya
b. Menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
c. Memiliki perilaku hidup sehat
d. Rasa ingin tahu
e. Kreatif
f. Estetis
g. Percaya diri
h. Disiplin
i. Sabar
j. Mandiri
k. Peduli
l. Toleran
m. Menyesuaikan diri
n. Bertanggung jawab
o. Jujur
p. Rendah hati, dan santun dalam berinteraksi

7. Berorientasi pada Pengembangan Kecakapan Hidup

Pemberian rangsangan pendidikan dan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup anak.

Kecakapan hidup yang dimaksud adalah kemampuan untuk menolong diri sendiri, sehingga anak tidak tergantung secara fisik maupun pikiran kepada orang lain.

Pengembangan kecakapan hidup di lakukan secara terpadu baik melalui pembiasaan, keteladanan, maupun kegiatan bermain yang terprogram.

8. Lingkungan Kondusif

Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenang kan, aman, dan nyaman bagi anak.

Penataan ruang diatur agar anak da pat berinteraksi dengan guru, pengasuh, dan anak lain.

Lingkungan yang kon dusif mampu mendorong munculnya proses pemikiran ilmiah.

Dan Lingkungan yang kondusif atau yang mendukung mencakup suasana yang baik, waktu yang cukup, dan penataan yang tepat.

Suasana lingkungan yang mendukung anak belajar:

a. Memberikan perlindungan dan kenyamanan saat anak bermain dengan bahan dan alat sesuai dengan ide dan karakteristik anak.
b. Memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen atau melakukan percobaan sederhana
c. Memberi kesempatan anak untuk memberikan penjelasan tentang cara kerja dan hasil yang dibuatnya.
d. Menyediakan berbagai alat dan bahan yang dapat mendukung cara anak
bermain.
e. Memberi dukungan da lam bentuk pertanyaan yang mendorong anak mengembangkan ide, bukan memberi arahan untuk dilakukan anak.

9. Berorientasi pada Pembelajaran Demokratis

Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk me ngembangkan rasa saling meng hargai antara anak dengan guru, dan anak yang lain.

Pembelajaran demokratis memupuk sikap konsisten pada gagasan sendiri, tetapi menghargai orang lain dan mentaati aturan.

10. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar

Penggunaan media dan sumber yang ada di lingkungan ini bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna, lebih dekat dengan kehidupan anak.

Sumber belajar yang dimaksud adalah orang-orang dengan profesi tertentu yang sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.

Demikian informasi Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini PAUD, Semoga Bermanfaat bagi orang tua dan pendidik pada Pendidiakn Anak Usia Dini PAUD.