Bertema.com – Cara Mengatasi Konflik di Sekolah.
Dalam kehidupan berorganisasi terjadinya konflik tidak bisa dihindari karena sebenarnya konflik adalah sesuatu yang alamiah. Tak terkecuali di sekolah, jadi penting bagi warga sekolah untuk dapat mengelola konflik dengan sebaik-baiknya. Cara Mengatasi Konflik di Sekolah.
Konflik dapat berdampak positif apabila dapat mendinamiskan organisasi sekolah, sehingga warga sekolah tidak terjebak pada rutinitas yang statis.
Rutinintas yang statis ini terjadi karena sebagian warga sekolah sering membenarkan hal yang biasa. Maka dari itu pola pikirnya harus dirubah dengan membiasakan dengan hal yang benar.
Sebaliknya konflik juga dapat berdampak negatif sehingga mengakibatkan perpecahan antarwarga sekolah. Oleh sebab itu sekecil apapun konflik harus dapat dikelola dengan baik oleh kepala sekolah.
Konflik di sekolah dapat terjadi pada semua tingkatan
Pertama: konflik intrapersonal yaitu konflik yang terjadi dalam diri seseorang. Misalnya konflik antara mendahulukan tugas sekolah atau acara dengan keluarga.
Kedua: konflik interpersonal yaitu konflik yang terjadi antara dua invidu atau lebih. Misalnya konflik antara guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan tenaga tata usaha, dan sebagainya.
Ketiga: konflik intragroup yaitu konflik yang terjadi antar kelompok. Misalnya konflik yang terjadi antara tim bola voli dengan tim sepak bola.
Keempat: konflik intraorganisasi yaitu konflik antar unit organisasi. Misalnya unit laboratorium dengan unit tata usaha.
Kelima: konflik anterorganisasi yaitu konflik yang terjadi antar dua sekolah atau antara sekolah dengan instansi lainnya.
Cara Mengatasi Konflik di Sekolah
Apabila kepala sekolah sudah mencium gelagat akan terjadi konflik, tahapan yang dilakukan agar konflik dapat menjurus ke hal positif adalah:
Pertama: perencanaan analisis konflik.
Pada tahapan ini kepala sekolah harus mampu mengidentifikasi konflik yang terjadi. Selanjutnya menentukan penyebab dan pihak yang mungkin terlibat konflik.
Seandainya konflik menjurus ke tahap terbuka akan dengan mudah diidentifikasi. Namun jika masih dalam tahap potensi konflik, kepala sekolah harus dengan segera meredam agar tidak tahap terbuka.
Baca:
Kedua: mengevaluasi konflik
Selanjutnya kepala sekolah mengevaluasi apakah konflik sudah berada pada titik kritis, sehingga perlu segera diredam. Hal ini dilakukan agar tidak menjurus ke konflik yang bersifat negatif. Apabila masih dalam tahapan tersembunyi sebaiknya kepala sekolah memberi stimulus, sehingga konflik berpotensi menjurus ke hal yang positif.
Ketiga: memecahkan konflik:
Setelah menganalisis dan mengevaluasi konflik, langkah terakhir adalah pemecahan konflik. Kepala sekolah mengambil tindakan untuk mengatasi konflik.
Apabila konflik belum berada pada titik kritis, sebaiknya kepala sekolah mengambil langkah pencegahan. Memang derajat konflik sulit ditentukan, karena memang tidak ada standar yang baku. Hanya pengalamanlah yang dapat menakar derajat konflik tersebut.
Gaya kepemimpinan situasional dari kepala sekolah diyakini dapat meminimalisir terjadinya konflik di sekolah.
Baca: Sekolah Wajib Memasang Lambang Negara
Demikian sekilas Cara Mengatasi Konflik di Sekolah, semoga bermanfaat bagi anda para manajer di sekolah.