Bertema.com – Konsep Pembelajaran Aktif dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya guru untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Proses pembelajaran harus dirancang secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembagan fisik serta psikologis siswa.
Dalam merancang proses pembelajaran, guru harus memperhatikan perbedaan individu siswa karena setiap siswa merupakan individu yang, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan siswa lain.
Oleh karena itu, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk mencari tahu, belajar berbasis aneka sumber belajar, pembelajaran terpadu,
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi, pembelajaran keterampilan aplikatif, pembelajaran yang memperhatikan keseimbangan keterampilan fisikal dan mental,
dan pembelajaran yang memberikan nilai-nilai keteladanan sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Sesuai dengan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran seperti dimaksud pada Standar Kompetensi Lulusan/SKL (Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016) dan kegiatan pembelajaran yang diturunkan dari Standar Isi (Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016),
maka guru harus merancang proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa yang membekali kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara holistik.
Siswa perlu didorong untuk melakukan proses pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/ inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya kontekstual berbasis masalah (problem base learning).
Konsep Pembelajaran Aktif dalam Implementasi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mengutamakan pembelajaran yang mendorong aktivitas fisik dan mental siswa secara optimal.
Praktek pembelajaran demikian mendukung tumbuhnya pembelajaran aktif (active learning).
Pembelajaran ini menggerakkan seluruh aktivitas fisik dan mental siswa sehingga siswa memiliki banyak pengalaman belajar melalui pemberdayaan potensi dirinya.
Proses pembelajaran ini merupakan strategi untuk menumbuhkan metakognitif siswa.
Siswa didorong untuk melakukan proses pembelajaran berbasis pemberdayaan potensi diri sehingga muncul strategi otomatis pada diri siswa.
Pembelajaran ini melatih siswa nampu berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif sebagaimana dibutuhkan dalam kehidupan abad 21.
Permasalahan terkait dengan pembelajaran sering muncul di kalangan guru.
Guru belum tentu semuanya memahami bahwa sebenarnya tujuan utama pembelajaran adalah mengaktifkan potensi siswa agar dapat mencari tahu dan menerapkan apa yang telah diketahuinya menjadi sebuah keterampilan dalam rangka membangun sikap mereka.
Fakta menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam memahami dan mengimplementasikan pembelajaran yang mampu mengaktifkan potensi siswa secara optimal (pembelajaran berbasis pemberdayaan potensi).
Istilah pembelajaran aktif diperkenalkan oleh seorang sarjana Inggris yaitu R.W. Revans (1907-2003).
Pembelajaran aktif menurut Bonwell (1991) merupakan pembelajaran yang melibarkan berpartisipasi siswa dalam proses pembelajara, di mana siswa melakukan suatu kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan guru.
Selanjutnya, Weltman (2012) menyatakan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu proses belajar di mana siswa secara aktif atau berdasarkan pengalaman belajarnya terlibat aktif dalam proses belajar.
Fokus Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif ini berfokus pada tanggung jawab belajar siswa.
Michel Prince (2004) mendefinisikan pembelajaran aktif sebagai proses belajar yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif menuntut siswa melakukan kegiatan belajar bermakna dan berfikir tentang apa yang mereka lakukan.
Definisi ini dapat mencakup kegiatan, seperti pekerjaan rumah, kegiatan di kelas, maupun kegiatan di masyarakat.
Inti pembelajaran aktif adalah aktivitas siswa dan keterlibatannya dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif merujuk pembelajaran kolaboratif di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam konteks pembelajaran aktif ditekankan bahwa untuk belajar siswa harus melakukan lebih dari sekadar mendengarkan.
Siswa harus membaca, menulis, mendiskusikan, atau terlibat dalam memecahkan masalah. Kegiatan belajar ini terkait dengan hasil belajar yang ingin dicapai mencakup tiga dimensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Untuk mencapainya siswa harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran berfikir tingkat tinggi.
Dengan demikian pembelajaran aktif ada kaitannya kemampuan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
Pembelajaran aktif juga merupakan proses pembelajaran yang memberikan ruang yang cukup bagi aktivitas siswa untuk mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber.
Keaktifan siswa tidak hanya sekedar keaktifan fisik tapi juga keaktifan mental.
Pembelajaran aktif sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran bermuara pada belajar mandiri. Kemandirian belajar ini merupakan metakognitif.
Metakognitif mengarah kepada kemampuan mengasses kognitif dan kemampuan mengelola perkembangan kognitifnya sendiri/self-regulated learning.
Siswa yang memiliki metakognitif akan mampu menyelesaikan tugas belajarnya dengan baik, mereka mampu merencanakan pembelajaran, mengatur diri, mengontrol diri, dan mengevaluasi pembelajarannya.
Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran yang dirancang harus mampu melibatkan siswa secara aktif.
Siswa dan guru dalam belajar aktif memiliki peran yang sama untuk menciptakan suatu pengalaman belajar yang bermakna.
Terdapat beragam strategi pendekatan “Pembelajaran aktif” seperti belajar melalui bermain, belajar berbasis teknologi, pembelajaran berbasis aktivitas belajar, pembelajaran kerja kelompok, pembelajaran proyek, dan lain-lain.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif membutuhkan lebih dari sekadar mendengarkan tetapi membutuhkan partisipasi aktif dari setiap siswa. Konsep Pembelajaran Aktif
Barnes (1989) menekankan prinsip-prinsip pembelajaran aktif, sebagai berikut.
1. Purposive: relevan antara tugas dan tujuan pembelajaran.
2. Reflective: refleksi siswa tentang makna dari apa yang dipelajari.
3. Negotiated: tujuan dan metode pembelajaran disepakati antara siswa dan guru.
4. Critical: siswa menghargai cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Complex: siswa membandingkan tugas dengan kompleksitas yang ada dalam kehidupannya.
6. Situation-driven: kebutuhan terhadap situasi dipertimbangkan dalam rangka membangun tugas-tugas belajar.
7. Engaged : tantangan nyata tercermin dalam kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar.
Pembelajaran aktif membutuhkan lingkungan belajar yang tepat melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat.
Penerapan strategi pembelajaran yang tepat akan menghasilkan perolehan hasil belajar yang tepat pula.
Ada beberapa pertimbangan dalam merancang proses pembelajaran aktif, antara lain pembelajaran yang dirancang sebagai berikut.
1. Sejalan dengan strategi filsafat konstruktivisme dan dari filsafat tradisional.
2. Memperkenalkan penelitian berbasis belajar melalui penyelidikan dan berisi konten ilmiah yang otentik.
3. Mendorong keterampilan kepemimpinan dan mendorong siswa dalam pengembangan diri.
4. Mendorong pembelajaran kolaboratif untuk membangun komunitas belajar.
5. Mampu menumbuhkan lingkungan yang dinamis melalui pembelajaran interdisipliner (antarmata pelajaran) dan menghasilkan kegiatan dengan pengalaman belajar yang lebih baik.
6. Mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya dengan pengalaman baru yang bermanfaat bagi siswa.
7. Mampu meningatkan kinerja pembelajaran siswa yang dipelajari di kelas maupun di luar kelas.
Karakteristik PembelajaranAktif
Karakteristik pembelajaran pada Kurikulum 2013 sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tetang Standar Proses, guru harus merancang proses pembelajaran sejalan dengan pembelajaran aktif dengan karakteristik berikut.
1. Pembelajaran berpusat pada siswa.
Siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri untuk menumbuhkan semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
2. Guru membimbing pengalaman belajar siswa.
Guru sebagai salah satu sumber belajar memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui usaha sendiri. dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.
3. Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis namun juga untuk pencapaian kompetensi secara utuh dan seimbang.
4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai kompetensi.
5. Penilaian proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.
6. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi namun mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif baik fisik maupun mental.
7. Suasana atau kondisi pembelajaran mendukung untuk mengembangkan keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan siswa.
8. Siswa tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran
melalui aktivitas : mengamati, bertanya, diskusi, debat, membaca, membuat ringkasan, kerja kelompok, mencari informasi, observasi, melakukan penelitian, bermain peran, studi kasus,
melakukan penyingkapan informasi yang belum mengemuka, menganalisis data, presentasi, membuat proyek untuk menghasilkan karya kontekstual, menyelesaikan permasalahan kontekstual dalam pembelajaran, dan sebagainya.
Baca juga:
1. Sintaks Pembelajaran Discovery Learning
2. Sintaks Pembelajaran Problem Based Leaarning
3. Sintaks Pembelajaran Project Based Learning
4. Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif
Demikian ulasan Konsep Pembelajaran Aktif dalam Implementasi Kurikulum 2013, semoga bermanfaat.
Referensi: Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif, Direktorat Pembinaan SMA