Bertema.com – Tata Cara Cuti Tahunan.
Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dinyatakan bahwa cuti Pegawai Negeri Sipil terdiri atas cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, cuti karena alasan penting, cuti bersama, dan cuti di luar tanggungan negara.
Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
Pada kesempatan ini admin akan bagikan informasi terkait Tata Cara Permintaan dan Pemberian Cuti Tahunan.
Hak atas cuti tahunan diberikan kepada PNS dan Calon PNS yang telah bekerja minimal satu tahun secara terus menerus.
Adapun lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja dan minimal 1 (satu) hari kerja.
Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan PNS atau Calon PNS mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang memberikan cuti.
Berdasarkan permintaan secara tertulis, pejabat yang berwenang memberikan cuti memberikan cuti tahunan kepada PNS atau Calon PNS yangbersangkutan.
Dalam hal hak atas cuti tahunan yang akan digunakan di tempat yang sulit perhubungannya. Maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lam a 12 (dua belas) hari kalender.
Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat digunakan dalam tahun berikutnya. Untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan.
Contoh:
Sdr. Heru Sudiyanto NIP. 196303121991021005 dalam tahun 2018 tidak mengajukan permintaan cuti tahunan.
Pada tahun 20I9 yang bersangkutan mengajukan permintaan cuti tahunan, untuk tahun 2018 dan tahun 20I9.
Dalam hal demikian maka Sdr. Heru Sudiyanto hanya mendapat cuti tahunan paling lama 18 (delapan belas) hari kerja.
Sisa hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun bersangkutan dapat digunakan pada tahun berikutnya paling banyak 6 (enam) hari kerja.
Tata Cara Cuti Tahunan
Contoh:
a. Sdri. Dian Sulistiowati NIP. 1986092220I40220I, tahun 2018 menggunakan hak cuti tahunan selama 3 (tiga) hari kerja. Berarti sisa hak cuti tahunan Sdri. Dian Sulistiowati pada tahun 2018 sebanyak 9 (sembilan) hari kerja.
Oleh karena itu hak cuti tahunan yang dapat diperhitungkan untuk tahun 2019 sebanyak 18 (delapan belas) hari kerja, termasuk cuti tahunan dalam tahun 2018.
b. Sdri. Wening Wulandari NIP 197805262010052009, tahun 2OI8 menggunakan hak cuti tahunan selama 7 (tujuh) hari kerja. Maka sisa hak cuti tahunan Sdri. Wening Wulandari pada tahun 2018 sebanyak 5 (lima) hari kerja.
Dalam hal demikian hak cuti tahunan yang dapat diperhitungkan untuk tahun 2019 sebanyak 17 (tujuh belas) hari kerja.
Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan 2 (dua) tahun atau lebih berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya. Untuk paling Iama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.
Contoh:
a. Sdr. Saputra NIP. 198009252004021004 dalam tahun 2018 dan tahun 2019 tidak mengajukan permintaan cuti tahunan.
Pada tahun 2O2O yang bersangkutan mengajukan permintaan cuti tahunan untuk tahun 20 18, 2OI9, dan 2O2O.
Dalam hal demikian Sdr. Saputra memperoleh hak cuti tahunan paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja. Cuti tahunan tersebut termasuk cuti tahunan dalam tahun 2O2O.
b. Sdr. Agus Wahyudi NIP. 198505I42OI4O 1 1001, tahun 2OI7 menggunakan hak cuti tahunan selama 5 (lima) hari kerja.
Pada tahun 2018, cuti tahunan tidak digunakan. Dalam hal demikian Sdr. Agus Wahyudi mendapat hak cuti paling lama 18 (delapan belas) hari kerja. Termasuk cuti tahunan dalam tahun 2OI9.
Tata Cara Cuti Tahunan
c. Sdri. Fadzilla NIP. 198708 LI2OI4O22OOI, tahun 2018 menggunakan hak cuti tahunan selama 7 (tujuh) hari kerja.
Pada tahun 2019, cuti tahunan yang bersangkutan tidak digunakan. Dalam hal demikian Sdri. Fadzilla mendapat hak cuti tahunan paling lama 18 (delapan belas) hari kerja. Termasuk cuti tahunan dalam tahun 2O2O.
Hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan penggunaannya oleh Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti untuk paling lama 1 (satu) tahun. Apabila terdapat kepentingan dinas mendesak.
Hak atas cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dapat digunakan dalam tahun berikutnya. Selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.
Contoh:
Sdri. Sri Rahayu NIP. 199009252OI4O22OO4 mengajukan permintaan cuti tahunan untuk tahun 2OI8 selama 12 (dua belas) hari kerja.
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti tidak memberikan cuti karena kepentingan dinas mendesak.
Dalam hal demikian maka hak atas cuti tahunan Sdri. Sri Rahayu pada tahun 2OI9 menjadi selama 24 (dua puluh empat) hari kerja. Termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.
PNS yang telah menggunakan Hak atas cuti tahunan dan masih terdapat sisa Hak atas cuti tahunan untuk tahun berjalan. Dapat ditangguhkan penggunaannya oleh Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti untuk tahun berikutnya. Apabila terdapat kepentingan dinas mendesak.
Hak atas sisa cuti tahunan yang ditangguhkan dihitung penuh dalam tahun berikutnya.
Contoh:
Sdr. Dicky Pamungkas NIP. 199009252014021004 memiliki sisa cuti tahunan pada tahun 2OI8 sebanyak 9 (sembilan) hari kerja.
Pada akhir tahun 2OI8 yang bersangkutan mengajukan kembali permintaan cuti tahunan untuk tahun 2O18 selama 9 (sembilan) hari kerja.
Baca Juga:
Tata Cara Cuti Tahunan
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti menangguhkan hak atas cuti tahunan untuk tahun 20 18 karena kepentingan dinas mendesak.
Dalam hal demikian maka hak atas cuti tahunan Sdr. Dicky Pamungkas pada tahun 2OI9 menjadi selama 21 (dua puluh satu) hari kerja. Termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun 2OI9.
PNS guru pada sekolah dan jabatan dosen pada perguruan tinggi yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-undangan. Disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan.
Pemberian cuti tahunan harus memperhatikan kekuatan jumlah pegawai pada unit kerja yang bersangkutan.
Demikian informasi Tata Cara Cuti Tahunan, Semoga Bermanfaat.
Sumber: Peraturan BKN Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS.