Bertema.com – Teori Belajar Skinner dan Implikasinya dalam Pembelajaran.
Psikologi belajar atau disebut juga dengan teori belajar adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) individu (Suherman, dkk:
2001: 30).
Didalamnya terdapat dua hal, yaitu
1) uraian tentang apa yang terjadi dan diharapkan terjadi pada intelektual; dan
2) uraian tentang kegiatan intelektual anak mengenai hal-hal yang bisa dipikirkan pada usia tertentu.
Dikenal dua teori belajar, yaitu teori belajar tingkah laku (behaviorism) dan teori belajar kognitif.
Dalam proses mengajar belajar, penguasaan seorang guru dan cara menyampaikannya merupakan syarat yang sangat essensial.
Penguasaan guru terhadap materi pelajaran dan pengelolaan kelas sangatlah penting, namun demikian belum cukup untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Selain menguasai materi matematika guru sebaiknya menguasai tentang teori-teori belajar,
agar dapat mengarahkan peserta didik berpartisipasi secara intelektual dalam belajar, sehingga belajar menjadi bermakna bagi siswa.
Teori Belajar Skinner dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan
mempunyai peranan yang amat penting dalam proses belajar.
Terdapat perbedaan antara ganjaran dan penguatan. Ganjaran merupakan respon yang sifatnya menggembirakan dan merupakan tingkah laku yang sifatnya subjektif,
sedangkan penguatan merupakan sesuatu yang mengakibatkan meningkatnya kemungkinan suatu respon dan lebih mengarah pada hal-hal
yang dapat diamati dan diukur.
Skinner menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan
penguatan negatif.
Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya perilaku anak dalam melakukan pengulangan perilakunya itu.
Dalam hal ini penguatan yang diberikan pada anak memperkuat tindakan anak, sehingga anak semakin sering melakukannya.
Contoh penguatan positif diantaranya adalah pujian yang diberikan pada anak.
Sikap guru yang bergembira pada saat anak menjawab pertanyaan, merupakan penguatan positif pula.
Untuk mengubah tingkah laku anak dari negatif menjadi positif, guru perlu mengetahui psikologi
yang dapat digunakan untuk memperkirakan (memprediksi) dan mengendalikan tingkah laku anak.
Guru di dalam kelas mempunyai tugas untuk mengarahkan anak dalam aktivitas belajar,
karena pada saat tersebut, kontrol berada pada guru, yang berwenang memberikan instruksi ataupun larangan pada anak didiknya.
Penguatan akan berbekas pada diri anak. Mereka yang mendapat pujian
setelah berhasil menyelesaikan tugas
atau menjawab pertanyaan biasanya akan berusaha memenuhi tugas berikutnya dengan penuh semangat.
Penguatan yang berbentuk hadiah atau pujian akan memotivasi anak untuk
rajin belajar dan mempertahankan prestasi yang diraihnya.
Penguatan seperti ini sebaiknya segera diberikan dan tak perlu ditunda-tunda.
Baca Juga: Teori Belajar dari Thorndike dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Karena penguatan akan berbekas pada anak, sedangkan hasil penguatan diharapkan positif, maka penguatan yang diberikan tentu harus diarahkan pada respon anak yang benar.
Janganlah memberikan penguatan atas respon anak jika respon tersebut sebenarnya tidak diperlukan.
Skinner menambahkan bahwa jika respon siswa baik (menunjang efektivitas
pencapaian tujuan) harus segera diberi penguatan positif
agar respon tersebut lebih baik lagi, atau minimal perbuatan baik itu dipertahankan.
Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan sehingga tidak
menunjang tujuan pengajaran,
harus segera diberi penguatan negatif agar respon tersebut tidak diulangi lagi dan berubah menjadi respon yang sifatnya positif.
Penguatan negatif ini bisa berupa teguran, peringatan, atau sangsi (hukuman edukatif).
Implikasi dari aliran ini dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari adalah bahwa:
1) Untuk menjelaskan suatu konsep, guru sebaiknya mengambil contoh
yang sekiranya sudah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Alat peraga dari alam sekitar akan lebih dihayati.
2) Metode pemberian tugas, metode latihan (drill dan practice) akan lebih
cocok untuk penguatan dan hafalan.
Dengan penerapan metode tersebut siswa akan lebih banyak mendapatkan stimulus sehingga respon yang diberikan pun akan lebih banyak.
3) Hierarkis penyusunan komposisi materi dalam kurikulum merupakan hal
yang penting.
Materi disusun dari materi yang mudah, sedang, dan sukar sesuai dengan tingkat kelas, dan tingkat sekolah.
Penguasaan materi yang lebih mudah sebagai akibat untuk dapat menguasai materi yang lebih sukar.
Dengan kata lain topik (konsep) prasyarat harus dikuasai dulu agar dapat memahami topik berikutnya.
Jika seorang guru akan menerapkan suatu teori belajar dalam proses belajar mengajar,
maka guru tersebut harus memahami seluk beluk teori belajar tersebut sehingga selanjutnya dapat merancang dengan baik bentuk proses
belajar mengajar yang akan dilaksanakan.
Baca Juga: Teori Belajar Pavlov dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Psikologi belajar atau disebut dengan Teori Belajar adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa.
Di dalamnya terdiri atas dua hal, yaitu:
(1) uraian tentang apa yang terjadi dan diharapkan terjadi padaintelektual anak,
(2) uraian tentang kegiatan intelektual anak mengenai hal-hal yang bisa dipikirkan pada usia tertentu.
Demikian informasi Teori Belajar Skinner dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Semoga bermanfaat.
Rujukan: Materi Pedagogik Sumber Belajar Penunjang PLPG, Dirjen GTK Kemdikbud.